Saturday, May 12, 2018

Apa Itu Desain Komunikasi Visual ?


Mendengar kata Desain Komunikasi Visual orang awam mungkin beranggapan segala sesuatu yang berhubungan dengan cetak mencetak dan iklan mengiklan itu yaitu DKV yang dalam keseharian selalu kita lihat baik dimedia cetak maupun elektronik, bantu-membantu hal tersebut yaitu salah satu sarana (media) yang dihasilkan oleh Desain Komuikasi Visual.
Untuk lebih mengenal Apa itu Desain Komunikasi Visual berikut ini pengertiannya :
Pengertian Desain Komunikasi Visual

Desain diambil dari kata “designo” (Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin (designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa ide.

Komunikasi berarti memberikan suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama” (dalam Bahasa Inggris:common). Kemudian komunikasi dianggap sebagai proses membuat suatau kesamaan (commonness) atau suatau kesatuan pedoman antara pengirim (komunikator) dan peserta ( komunikan ).

Visual bermakna segala sesuatu yang sanggup dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris visual.

Pada prinsipnya desain komunikasi visual yaitu perancangan untuk memberikan pola pikir dari penyampaian pesan kepada peserta pesan, berupa bentuk visual yang komunikatif, efektif, efisien dan tepat. terjadwal dan terpadu serta estetis, melalui media tertentu sehingga sanggup mengubah perilaku positif sasaran. elemen desain komunikasi visual yaitu gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam aneka macam media. baik media cetak, massa, elektro maupun audio visual. 

Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual

Sejak jaman pra-sejarah insan telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain yaitu piktogram yang dipakai untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua, Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, misalnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, misalnya seni panggung dan drama; ibarat sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.

Desain Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, bila seseorang hendak memberikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia harus memakai jasa dari majemuk “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain yaitu visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi arahan kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.

Desain Komunikasi Visual gres terkenal di Indonesia pada tahun 1980-an yang dikenalkan oleh desainer grafis asal Belanda bernama Gert Dumbar. Karena menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual ibarat yang kita kenal kini ini.

Unsur-unsur Desain Komunikasi Visual (DKV)
  1. Warna –  Unsur  penting  dalam  DKV.  Karena warna merupakan unsur yang dapat  sebagai  penanda atau sesuatu ciri khas dalam suatu design. Warna sendiri dibedakan menjadi dua: RGB dan CMYK.
  2. Format – Unsur sekunder/tambahan dalam DKV. Unsur ini bertugas mengartikan besar kecilnya ketajaman pada obyek. Dengan kata lain, apabila obyek itu dihasilkan lebih besar ketajamannya dari yang lain, berarti itu merupakan hal yang lebih penting untuk disampaikan. 
  3. Tekstur – Corak dalam suatu design yang sanggup dilihat melalui indra peraba. Tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, ibarat permukaan karpet, baju, kulit kayu, cat dinding, cat canvas, dan yang lainnya. Tekstur dibagi menjadi dua yaitu konkret dan semu.
  4. Ruang – Jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya. Dan, disinilah komunikator sanggup memperlihatkan imbas estetika desain juga dinamika desain grafis. Kemudian, ruang digolongkan menjadi dua unsur. Antara lain obyek dan background. 
  5. Garis – Unsur desain yang menghubungkan antara titik poin satu dengan titik poin yang lainnya. Hubungan tersebut supaya membentuk gambar garis curve atau lurus. Di dalam dunia komunikasi visual, seringkali komunikator memakai solid line, dotted line, serta garis putus-putus.
  6. Bentuk – Unsur  yang  memberikan  suatu  pola  dalam  obyek.  Bentuk  dasar   pada umumnya yaitu kotak, lingkaran, dan segitiga.

Ruang Lingkup Desain Komunikasi Visual
Ruang lingkup ini merupakan beberapa hal yang kerap memakai komunikasi Visual dalam melaksanakan komunikasi. Ruang lingkup itu di antaranya :
  • Desain   Grafis  Periklanan  (Advertising).  Dalam  hal  periklanan  pasti  membutuhkan komunikasi visual dan persuasif. 
  • Animasi. Inilah yang menarik untuk para komunikator dengan teknik komunikasi visual.
  • Desain Identitas Usaha (Corporate Identity). Pada umumnya, hal ini dipakai dikala pembuatan Company Profile, Mock Up, hingga Slider Presentation.
  • Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics).
  • Desain Multimedia. Desain multimedia ini dipakai di perusahaan percetakan ibarat pembuatan banner, backdrop, stiker, dan lain sebagainya. 
  • Desain Grafis Industri (promosi).
  • Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain). Biasanya hal ini dilakukan di pekerjaan penerbitan ataupun redaksional. 
  • Cergam (komik), Karikatur, Poster. Hal ini diharapkan dikala pembuatan ilustrasi terhadap goresan pena sebagai perwakilan tulisan.
  • Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi.

Fungsi Desain Komunikasi Visual (DKV)

Seiring berkembangnya jaman dan peradaban, desain komunikasi visual berdasarkan Cenadi (1999:4) terdapat tiga fungsi dasar, yaitu :
·         Sarana Identifikasi
Identitas seseorang atau pesan sanggup mengungkapkan pesan atau orang tersebut. Demikian juga dengan suatu produk ataupun lembaga. Jika mempunyai produk tersebut mempunyai identitas berarti mencerminkan bahwa kualitas produk tersebut gampang dikenali dan baik citranya. Seseorang akan lebih menentukan membeli air mineral dengan menyebutkan merek A daripada hanya menyampaikan membeli air mineral saja. Atau, seseorang akan membeli air mineral merek A karena branded yang berkesan terkenal.
·         Sarana Informasi dan Instruksi
Desain komunikasi visual bertujuan untuk memperlihatkan kekerabatan antara sesuatu dengan hal yang lain ibarat peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Pesan akan dianggap berkhasiat bila disampaikan kepada komunikan yang sempurna dan pada kondisi yang tepat, juga dalam bentuk yang gampang dipahami. Kemudian, dipresentasikan secara logis dan konsisten.
Contohnya, ibarat tanda dan rambu kemudian lintas, simbol telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain yang bersifat informatif dan komunikatif, dan gampang dibaca oleh orang dari aneka macam latar belakang dan kalangan secara umum. Sehingga, komunikasi visual ini haruslah bersifat universal.
·         Sarana Presentasi dan Promosi
Tujuan ini pun sanggup kita lihat dikala para pengusaha yang membuatkan pamflet atau poster sebagai ajang promosi mereka atau memberitahukan informasi bahwa terdapat produk yang sanggup masyarakat gunakan. Singkat, jelas, dan padat akan gampang diingat oleh pembaca. Sehingga tujuan balasannya yaitu menjual suatu produk atau jasa.
Referensi :
https://designideasdkv1.wordpress.com


Sumber http://tutoriduan.blogspot.com/


EmoticonEmoticon